KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Selasa, Oktober 25, 2022
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka
memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai
seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap
Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai
seorang pemimpin yaitu seorang guru memiliki kuasa dalam hal pengambilan
keputusan. Guru disebut sebagai pemimpin pembelajaran. Guru yang menentukan
alur pembelajaran, guru yang menentukan media apa yang digunakan, guru yang
menentukan metode apa yang dipakai, guru pun yang menentukan jenis remidial dan
pengayaan. KHD pun bersemboyan Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karsa,
dan Tutwuri Handayani. Ketiga semboyan tersebut berarti bahwa sosok guru harus
dapat menjadi panutan/contoh, memberikan semangat, dan dorongan kepada murid
agar setiap murid dapat mengenali potensi yang dimiliki. Dalam pengambilan
keputusan seorang guru harus dapat menerapkan 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh
kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang guru tentu sangat
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu
keputusan. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai kebajikan yang meliputi
tanggung jawab, jujur, kasih sayang, percaya, diri, sabar. Dengan nilai-nilai
kebajikan yang ada akan menjadi seorang guru lebih bijaksana dalam pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan tentu sesuai dengan tiga prinsip yang ada
yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir
berbasis rasa peduli.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau
fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan
tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh
sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Materi pengambilan keputusan sangat berkaitan dengan kegiatan coaching.
Dengan keterampilan coaching maka akan membantu seorang guru dalam hal
menganalisis permasalahan-permasalahan yang ada. Kegiatan coaching
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan berbobot, melalui kehadiran
penuh/present. Coaching tentu memberikan membantu guru dalam hal memaksimalkan
potensi murid.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial
emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya
masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya
akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema
etika. Hal ini dikarenakan guru yang mampu mengelola emosinya maka jika suatu
saat ada murid yang memiliki permasalahan, guru tersebut dapat menstabilkan
emosi murid. Untuk itu guru membutuhkan kompetensi kesadaran diri, pengelolaan
diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berhubungan sosial.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus
pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang
pendidik?
Seorang guru harus memiliki pemahaman yang baik
tentang tiga prinsip pengambilan keputusan, empat paradigma pengambilan
keputusan, dan sembilan langkah pengambilan keputusan. Selanjutnya keputusan
yang diambil harus berpihak kepada murid.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat dengan cara menjalankan mekanisme
pengambilan keputusan dengan menerapkan sembilan langkah pengambilan keputusan,
empat paradigma, dan tiga prinsip pengambilan keputusan. Seorang guru harus
mampu menerapkan strategi tersebut dengan mempertimbangkan hal-hal terkait.
7. Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus
dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di
lingkungan Anda?
Tantangan-tantangan di lingkungan sekolah saya
yaitu adanya murid yang datang terlambat karena bekerja untuk membantu keuangan
keluarga. Dilema etika tersebut terkadang membuat saya bingung antara menghukum
atau kasih sayang. Namun setelah mempelajari modul ini maka saya menjadi paham
bagaimana saya mengambil keputusannya untuk kedapan saat menghadapi kasus yang
sama.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang
kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana
kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang
berbeda-beda?
Memerdekakan murid-murid tentu tidak berarti
murid bebas dari tugas dan materi. Bukan. Bukan seperti itu. Memerdekakan murid
maksudnya di sini yaitu adanya kolaborasi dan diskusi antara guru dan murid
untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan disukai mereka. Misalnya saja
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas saya, saya akan mengajarkan pembelajaran
yang menyenangkan. Saya akan bertanya kepada mereka apa yang mereka minati,
sukai, dan inginkan di pelajaran saya. Maka saya akan menyesuaikan sesuai
dengan kebutuhan murid. Begitu pula dengan pengumpulan tugas, saya akan
memberikan kelonggaran dikumpulkan dalam bentuk video, presentasi, gambar,
poster, atau rekaman.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan
dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan
atau masa depan murid-muridnya. Misalnya saja, memberikan anak datang terlambat
karena ada hal yang dapat dimaklumi. Jika guru tidak bertanya bagaimana kondisi
dan tidak memaklumi, murid tersebut dihukum. Hal ini mungkin akan berdampak
pada hati yang tersakiti. Dia akan menjadi tidak mau sekolah karena takut
dihukum oleh guru. Guru yang tidak memaklumi. Namun karena guru harus
memikirkan kasih sayang dan masa depannya, kita ubah cara pandang guru tersebut
dengan memberikan kelonggaran tidak mengulanginya lagi. Membantu bekerja
mungkin bisa dengan cara lain misalnya menitipakan gorengan di koperasi/kantin
sehingga dia mendapat masukan pendapatan dan juga bisa bersekolah.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari
pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Simpulan akhir yang dapat saya tarik pada pembelaaran modul materi ini
yaitu paradigma, prinsip, langkah-langkah pengambilan keputusan menjadi hal
yang sangat penting untuk dapat diimplementasikan oleh calon guru penggerak di
lingkungan sekolah masing-masing.
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda
pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma
pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar
dugaan?
Dilema etika yaitu situasi yang dihadapi oleh seseorang yang keduanya
dianggap benar. Bujukan moral yaitu situasi yang dihadapi seseorang yang satu
benar dan satu salah. Empat paradigma dalam pengambilan keputusan yaitu individu
vs masyarakat/individual vs community, rasa keadilan vs rasa kasihan/justice vs mercy, kebenaran vs kesetiaan/truth vs loyalt, dan jangka pendek vs jangka panjang/short term vs long term.
Tiga prinsip
dalam pengambilan keputusan, yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir
(Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir
Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Sembilan
langkah pengambilan keputusan yang dapat mendapatkan keputusan yang bijaksana.
Kesembilan langkah tersebut adalah: 1) mengenali nilai-nilai yang
saling bertentangan dalam kasus tersebut, 2) menentukan siapa yang
terlibat dalam kasus tersebut, 3) mengumpulkan fakta-fakta relevan
dalam kasus tersebut, 4) pengujian benar atau salah pada kasus tersebut, 5) Uji
legal, Uji regulasi, Uji intuisi, Uji halaman depan koran, dan Uji
panutan/idola, 6) pengujian Paradigma Benar
lawan Benar. 7) Melakukan Prinsip Resolusi, Investigasi Opsi Trilema, 8) buat keputusan. 9) lihat lagi keputusan
dan refleksikan
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini saya belum pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak yang saya rasakan setelah mempelajari modul ini saya menjadi lebih percaya diri jika mengambil keputusan. Keputusan yang saya ambil tentu harus bertanggung jawab dan berpihak kepada murid.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Memilih profesi menjadi guru tentu akan menjadi hal yang sangat menantang. Materi ini sangat penting bagi saya. Guru merupakan pemimpin pembelajaran. Seorang pemimpin harus mampu mengelola kelas dengan baik, mengelola emosi diri sendiri, mengelola emosi murid sehingga materi pengambilan keputusan akan menjadi pegangan seorang guru yang setiap harinya berjumpa dengan permasalahan-permasalahan yang berbeda-beda.