PENGGUNAAN MAJAS METAFORA DALAM NASKAH DRAMA PADA SUATU HARI KARYA ARIFIN C. NOOR (KAJIAN STILISTIKA)
Bahasa dan Sastra Kamis, Desember 27, 2012
Kajian
sastra menggunakan media bahasa sebagai sarana menyampaikan ide, gagasan
pengarang. Kekhasan bahasa sastra ditandai dengan pemilihan kata yang tidak
lazim jika dilihat dari bahasa praktisnya. Ketidaklaziman itu misalnya pada
pemilihan kata, struktur frase, klausa maupun kalimat.
Meneliti
karya sastra itu berarti meneliti bahasanya. Inilah konsep utama stilistika.
Karena itu, kajian stilistika disebut sebagai penelitian yang identik dengan
penelitian gaya bahasa yang dipakai pengarang dalam karyanya.
Berkaitan
dengan bahasa yang digunakan pengarang dalam karya Pada Suatu Hari ditemukan
beberapa pemilihan kata yang dipakai. Diksi itu berupa majas metafora. Bisa
ditilik bahwa penggunaan majas metafora sering dipakai. Majas yang dipakai
tersebut dapat memberikan kesan kesungguhan, keindahan, berlebihan terhadap
sesuatu yang dideskripsikan.
Majas
metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung,
tetapi dalam bentuk yang singkat, misalnya: bunga desa, buah hati, cindera
mata, dan sebagainya.
Pada
naskah terdapat beberapa majas metafora:
Dialog
nomor 56 mencuri pandang, dialog nomor 126 urat wajahmu, dialog nomor 132 jatuh
hujan, dialog nomor 147 dan 208 berterus terang, dialog nomor 167 padang
rumput, dialog nomor 167 membaui udara, dialog nomor 167 bau musuh, dialog
nomor 167 bentak-bentakan kaki, dialog nomor 175 bunga bank, dialog nomor 177
perkawinan emas, dialog nomor 187 pesta emas, dialog nomor 188 bunga-bunga
pesta, dialog nomor 188 kaktus-kaktus pacar, dialog nomor 255 hatimu ulat
kobra, dialog nomor 346 gadis ingusan, dialog nomor 346 rumah tangga, dialog
nomor 390 setan talak, dialog nomor 390 kamar tidur, dialog nomor 405 kerut
muka.
Mencuri
pandang dapat diartikan melihat secara diam-diam, urat wajah dapat diartikan
sebagai wajah yang kasar dan tidak enak, jatuh hujan dapat diartikan sebagai
hujan yang turun, berterus terang yang diartikan jujur, padang rumput dapat
diartikan tanah lapang yang dipenuhi dengan rumput, bentak-bentakan kaki dapat
diartikan sebagai kaki yang dihentakkan dengan keras, bunga bank dapat
diartikan sebagai uang yang diberikan kepada nasabah secara cuma-cuma,
perkawinan emas dapat diartikan sebagai perkawinan yang sudah mencapai perayaan
ke 50 tahun, pesta emas berarti pesta yang diadakan secara besar-besaran,
bunga-bunga pesta berarti pesta yang dibalut dengan keindahan dan kebahagiaan,
kaktus-kaktus pacar berarti pacar yang tidak baik alias merugikan, hatimu ulat
kobra berarti hati yang jahat, gadis ingusan berarti gadis yang lugu/masih
polos, rumah tangga berarti keluarga, setan talak berarti talak yang merugikan,
kamar tidur berarti kamar yang dibuat untuk tidur, kerut muka berarti muka yang
lesu/tidak enak.
Penggunaan
majas metafora dengan perumpamaan seperti di atas mencoba mengkongkretkan
sesuatu yang abstrak sehingga pembaca mampu menangkap ide estetis yang
dikomunikasikan pengarang kepada pembacanya. Pembaca tentu akan mudah
membayangkan makna keindahan yang dilukiskan dengan referen yang ada.
Simpulan:
penggunaan majas metafora pada naskah sebagai sarana untuk mendukung totalitas
makna karya sastra Pada Suatu Hari.