Selamat siang para pemirsa.
Setelah lama tidak bersua dan setelah sekian lama bungkam, tibalah saatnya aku menulis blog lagi. Menulis itu hobi, makanya rasanya ada yang kurang jika satu bulan ini aku tidak menulis. Paling tidak satu bulan sekali menulis. Hehehe
Jadi, akhir-akhir ini aku fokus kepada kehamilan keduaku dan belajar tes CPNS yang diadakan oleh pemerintah pada tahun 2019. Meski tahun 2019 tetapi pelaksanaannya pada tahun 2020.
Tahub 2019 ini, aku ikut tes di Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengambil jabatan guru bahasa indonesia. Berbagai usaha aku jalani. Termotivasi karena pernah mengalami kegagalan pada tes CPNS tahun 2018. Lalu aku bangkit dan berusaha keras untuk mengejar ketertinggalanku dalam menyelami ilmu ke SKDan. Akhirnya aku memutuskan untuk fokus mempelajari materi CPNS. Setiap hari aku luangkan waktu minimal satu jam untuk belajar. Entah itu belajar soal TIU, TKP, dan TWK. Aku belajar dari youtube, grub telegram Bahas Soal CPNS, maupun membeli buku sukses SKD dan SKB CPNS Guru di toko buku terdekat.
Berbekal semangat yang mendalam dan usaha yang maksimal. Bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kalah kaum tersebut tidak mengubah nasibnya sendiri. Maka, dengan keyakinan itu aku pun optimis bahwa aku bisa menaklukan soal CPNS tahun 2019. Salah satunya dengan mengubah kemalasan diriku untuk belajar.
Kegagalanku saat itu di tahun 2018. Aku masih ingat betul saat aku tidak lolos tes CPNS karena jatuh pada nilai TKP. TKPku saat itu hanya 119, padahal passing gradenya 143. Jadi, PR terbesarku ada pada TKP. Meski aku juga tidak boleh meninggalkan soal TIU dan TWK. Aku berusaha menelaah tingkat kesulitan soal TKP ini.
Di seleksi CPNS tahun 2018 tahun lalu, aku ikut di Kementrian Agama Jawa Timur mengambil jabatan guru Bahasa Indonesia. Lowongan guru bahasa indonesia di kemenag tahun 2018 hanya ada 60an. Aku lupa tepatnya berapa, tetapi yang diambil untuk mengikuti tes SKB hanya 180 orang. Aku di peringkat 300 saat itu. Sedih sekali rasanya saat itu. Namun aku kembali berpikir jernih bahwa usahaku belajar belum seberapa saat itu, jadi pantas saja aku mengalami kegagalan.
Nah, semenjak saat itu tepat akhir tahun 2018 pada bulan Desember aku mulai mengawali langkahku belajar, belajar, dan belajar. Lalu pada tanggal 25 Januari 2020, aku terlambat datang bulan. Dan saat itu juga ternyata aku hamil. Padahal tes CPNS berselang beberapa minggu lagi yakni tanggal 10 Februari 2020. Jadi, saat aku tahu kalau aku hamil sampai tanggal tes kepalaku pusing, mual, dan muntah. Aku tidak bisa belajar, kepalaku rasanya sakit semua jika harus ditegakkan lama-lama. Jadi, selama satu bulan itu aku tidak belajar dengan maksimal untuk CPNS.
Aku hanya pasrah dan berdoa. Meminta doa dari orang tua dan orang-orang terdekat. Akhirnya, saat mengerjakan aku percaya dan pasrah. Aku juga sudah belajar jauh-jauh hari. Saat mengerjakan aku membaca sholawat terus menerus. Alhamdulillah jabang bayi yang ada di perut juga tidak rewel. Namun, saat mengerjakan waktuku habis dan aku belum sempat mengerjakan seluruh soalnya. Teman-teman bertanya berapa skorku saat itu dan aku menjawab tidak tahu. Aku pun pulang dengan hati yang penasaran.
Di perjalanan ternyata aku dikirimi nilai SKD sesiku oleh temanku. Aku melihatnya dan puji syukur aku berada di peringkat 14. Skorku mendapatkan 369. Aku sangat bersyukut atas apa yang aku capai ini. Terima kasih bapak ibu, terima kasih orang-orang terdekat, dan terima kasih siswa-siswaku yang telah mendoakanku dengan tulus. Pencapaian ini untuk kalian. Semoga aku masuk tiga besar dan maju ke SKB. Amin.
Berbekal semangat yang mendalam dan usaha yang maksimal. Bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kalah kaum tersebut tidak mengubah nasibnya sendiri. Maka, dengan keyakinan itu aku pun optimis bahwa aku bisa menaklukan soal CPNS tahun 2019. Salah satunya dengan mengubah kemalasan diriku untuk belajar.
Kegagalanku saat itu di tahun 2018. Aku masih ingat betul saat aku tidak lolos tes CPNS karena jatuh pada nilai TKP. TKPku saat itu hanya 119, padahal passing gradenya 143. Jadi, PR terbesarku ada pada TKP. Meski aku juga tidak boleh meninggalkan soal TIU dan TWK. Aku berusaha menelaah tingkat kesulitan soal TKP ini.
Di seleksi CPNS tahun 2018 tahun lalu, aku ikut di Kementrian Agama Jawa Timur mengambil jabatan guru Bahasa Indonesia. Lowongan guru bahasa indonesia di kemenag tahun 2018 hanya ada 60an. Aku lupa tepatnya berapa, tetapi yang diambil untuk mengikuti tes SKB hanya 180 orang. Aku di peringkat 300 saat itu. Sedih sekali rasanya saat itu. Namun aku kembali berpikir jernih bahwa usahaku belajar belum seberapa saat itu, jadi pantas saja aku mengalami kegagalan.
Nah, semenjak saat itu tepat akhir tahun 2018 pada bulan Desember aku mulai mengawali langkahku belajar, belajar, dan belajar. Lalu pada tanggal 25 Januari 2020, aku terlambat datang bulan. Dan saat itu juga ternyata aku hamil. Padahal tes CPNS berselang beberapa minggu lagi yakni tanggal 10 Februari 2020. Jadi, saat aku tahu kalau aku hamil sampai tanggal tes kepalaku pusing, mual, dan muntah. Aku tidak bisa belajar, kepalaku rasanya sakit semua jika harus ditegakkan lama-lama. Jadi, selama satu bulan itu aku tidak belajar dengan maksimal untuk CPNS.
Aku hanya pasrah dan berdoa. Meminta doa dari orang tua dan orang-orang terdekat. Akhirnya, saat mengerjakan aku percaya dan pasrah. Aku juga sudah belajar jauh-jauh hari. Saat mengerjakan aku membaca sholawat terus menerus. Alhamdulillah jabang bayi yang ada di perut juga tidak rewel. Namun, saat mengerjakan waktuku habis dan aku belum sempat mengerjakan seluruh soalnya. Teman-teman bertanya berapa skorku saat itu dan aku menjawab tidak tahu. Aku pun pulang dengan hati yang penasaran.
Di perjalanan ternyata aku dikirimi nilai SKD sesiku oleh temanku. Aku melihatnya dan puji syukur aku berada di peringkat 14. Skorku mendapatkan 369. Aku sangat bersyukut atas apa yang aku capai ini. Terima kasih bapak ibu, terima kasih orang-orang terdekat, dan terima kasih siswa-siswaku yang telah mendoakanku dengan tulus. Pencapaian ini untuk kalian. Semoga aku masuk tiga besar dan maju ke SKB. Amin.