Teks, Ko-Teks, Konteks, Tema, Topik
Sabtu, Mei 12, 2012
1. KONSEP
a. Teks
ü Teks
merupakan wujud nyata dari suatu ujaran. Artinya, struktur kalimat yang keluar
berupa ujaran atau tulisan. Sebuah teks tidak sekadar unit tata bahasa atau
rentetan kalimat yang tampak, akan tetapi teks merupakan unit semantik yang
mempunyai satu kesatuan arti.
ü Berdasarkan
saluran yang digunakan dalam berkomunikasi, teks dibedakan menjadi teks tulis
dan teks lisan.
b. Ko-Teks
ü Ko-teks
merupakan unsur kebahasaan yang ada di dalam teks yang berfungsi sebagai
pembentuk makna sebuah teks ujaran. Kehadiran ko-teks pada sebuah teks dapat
terlihat jelas, tersurat atau eksplisit. Maka, unsur kebahasaan yang termasuk
ko-teks diwujudkan dengan satuan lingual berupa kata, frase, klausa, kalimat
atau bahkan wacana. Bentuk-bentuk lingual tersebut dapat merujuk pada hal-hal
atau konsep yang akan dijelaskan pada teks sebelum atau sesudahnya.
ü Ko-teks
dalam sebuah teks dapat berupa kata ganti, kata kerja bantu, preposisi, konjungsi,
dan berbagai bentuk deiksis.
c. Konteks
ü Konteks
itu seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Dalam komunikasi, konteks
dapat berupa siapa yang mengkomuniasikan, dengan siapa dan mengapa; dalam jenis
khalayak situasi apa; melalui medium apa; bagaimana perbedaan perkembangan
komunikasi, dan hubungan untuk masing-masing pihak.
ü Dalam
wujudnya konteks linguistik berupa unsur bahasa sedangkan konteks
ekstralinguistik adalah alam di luar bahasa yang menimbulkan makna dalam ujaran.
ü Konteks
sebuah teks dapat berupa konteks situasi dan konteks budaya.
ü Tiga
unsur yang perlu diperhatikan dalam konteks situasi, yatu: medan teks, pelibat
teks, sarana teks.
ü Konteks
pemakaian bahasa dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: konteks fisik, konteks
epistemis, konteks linguistik, konteks sosial.
d. Tema
ü Tema
merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya
dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema,
karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan
dibuat. tema bersifat abstrak.
ü Dalam
pengertian umum, tema merupakan ide sentral sebuah karya atau aktivitas. Ide
sentral itu dapat melingkupi keseluruhan isi atau aktivitas yang dilakukan
dalam tema tersebut.
e. Topik
ü Topik
merupakan salah satu unsur yang penting dalam wacana percakapan. Topik
dalam wacana percakapan sering berganti-ganti. Dalam sebuah percakapan, peserta
dapat membicarakan beberapa topik secara bergantian.
ü Topik
difokuskan dan yang diterangkan oleh bagian yang lain (yaitu komentar). Dalam
konteks wacana, topik merupakan suatu ide atau hal yang dibicarakan dan
dikembangkan sehingga membentuk sebuah wacana.
ü Topik
mengacu pada pengertian yang lebih konkrit. Topik dapat menjadi bagian dari
tema dan juga bagian dari judul. Namun, perbedaan tema dan topik tidak dapat
dijelaskan secara tegas. Keduanya dapat berimpitan dan tidak mempunyai batas.
ü Analisis
topik dalam wacana tidak cukup dengan menganalisis sebuah kalimat. Topik dapat
diidentifikasi apabila analisis wacana memahami konteks wacana yang
mendukungnya.
2. CONTOH-CONTOH
a. Teks
ü Hukum tidak hanya untuk orang kaya.
Semua orang mempunyai derajat yang sama di depan hukum. Hukum tidak memandang
kaya dan miskin, pria atau wanita, tua atau muda, pembesar ata rakyat jelat,
dan TNI atau bukan TNI. Jadi, hukum berlaku untuk siapapun, kapanpun, dan di
manapun.
Contoh teks di atas menggunakan ragam bahasa teks
tulis. Bahasa tulis itu ditujukan kepada pembaca sehingga ide atau proposisi
yang diungkapkan harus sejelas-jelasnya. Konsekuensinya, kalimatnya lengkap dan
cenderung panjang.
b. Ko-Teks
ü Contoh
1 Pada zaman dahulu hiduplah seorang
raja yang arif. Dia dikenal sebagai raja yang sangat peduli dengan
rakyatnya.
Contoh 2 Di
sebuah kota yang besar terdapat sebuah rumah kecil yang atapnya hanya terbuat
dari kardus. Di sanalah lelaki itu tinggal.
ü Pada
contoh 1, terdapat beberapa kata yang
dicetak tebal. Kata yang dicetak tebal tersebut adalah ko-teks. Ko-teks pada
contoh 1 merupakan ko-teks dengan wujud kata ganti. Kata dia merujuk
pada teks sebelumnya, yaitu seorang raja yang arif. Bentuk nya,
pada rakyatnya juga merujuk pada kata sebelumnya yaitu dia yang
merujuk seorang raja yang arif. Kalimat pertama pada teks tersebut
merupakan prasyarat kehadiran kalimat kedua dan kalimat ketiga. Jika kalimat
pertama dihilangkan, maka makna teks tersebut tidak akan utuh atau tidak dapat
dipahami. Begitu pula pada contoh 2, ko-teks yang terdapat di contoh 2
merupakan ko-teks dengan wujud preposisi, yaitu kata depan di pada kata di
sanalah.
c. Konteks
ü Kulitmu halus sekali.
Contoh ujaran tersebut jika diucapkan kepada anak
perempuan berumur lima tahun atau perempuan muda berumur dua puluh tahun atau
seorang nenek yang berumur tujuh puluh tahun, akan mempunyai pengertian yang
berbeda-beda. Kepada anak berumur lima tahun atau gadis dua puluh tahun,
mungkin ujaran itu ditafsirkan sebagai pujiaan sedangkan jika pendengarnya
nenek berumur tujuh puluh tahun maka akan ditafsirkan sebagai penghinaan.
d. Tema
ü Ungkapan,
kawin paksa merupakan tema karya
sastra tahun 1920-an atau dalam memperingati hari bumi sedunia dilaksanakan
lomba karya tulis yang bertema penyelamatan
bumi. Biasanya, tema dirumuskan dalam frase atau kalimat yang bersifat
umum.
e. Topik
ü Contoh
1
(Nina
dan Rama sedang belajar menggambar)
Nina : “Dik Lama (RAMA) ngak punya mobin (MOBIL),
ya!”
Rama : “Punya. Punya sepeda motor (MOTOR) (sambil
tertawa)”
Nina : “Mobilku bagus. Walnanya (WARNANYA) hijau.”
Rama : “Ini (sambil menunjuk gambar) punyaku
bagus.”
Pada contoh di atas tampak kedua peserta percakapan itu
mempunyai topik yang berbeda. Keduanya terlibat dalam satu peristiwa percakapan
tetapi keduanya mempunyai topik yang berbeda. Dengan demikian, jelas bahwa
topik yang dibicarakan dalam percakapan dapat lebih dari satu topik meskipun
dalam sebuah peristiwa percakapan.
ü Contoh
2
Amir : “Kenaikan rekening listrik ini merepotkan
juga.”
Bayu : “Listrik kami sering terganggu, Mungkin ada
orang yang menggaet kabel.
Amir : “Kabel di rumah kami sudah 25 tahun
umurnya. Bisa korslet, katanya.”
Amir : “Korslet terjadi di tetangga semalam.
Seluruh daerah sana jadi gelap. Repot juga, sebab ada anak kecil.”
Terdapat suatu kohesi dalam percakapan di atas, karena
ujaran berikutnya seakan-akan menyatakan sesuatu yang disebut dalam ujaran
sebelumnya tetapi karena ujaran itu sebenarnya tidak membicarakan topik yang
dikemukakan oleh ujaran sebelumnya, terjadilah ketidakselarasan pada isi
wacana. Percakapan bersaing seperti pada contoh (1) dan (2), tidak terhindarkan
karena tiap pembicara sudah ada keinginan menyampaikan topik yang merupakan
sesuatu yang telah dialaminya, yang dianggap menarik untuk disampaikan kepada
orang lain (Samsuri, 1988:21).
3.
POKOK-POKOK PIKIRAN
a.
Teks
ü Teks bukan sesuatu
yang dapat diberi batasan kalimat, melainkan lebih besar dari kalimat.
ü Teks adalah suatu
peristiwa rekaman komunikatif.
ü Teks dapat berupa
teka tulis dan teks lisan
b.
Ko-Teks
ü Ko-teks
adalah unsur kebahasaan yang ada di dalam teks.
ü Ko-teks
bersifat eksplisit atau tersurat.
ü Ko-teks
dapat berupa preposisi, kata ganti, konjungsi, dan pengacuan.
c.
Konteks
ü Konteks
mengacu kepada lingkungan dan keadaan bahasa.
ü Konteks
penutur lebih memperhatikan hubungan antara penutur dan ujarannya.
ü Konteks
harus dipahami sebagai suatu rangkaian proposisi dari partisipan dalam suatu
wacana.
ü Intuisi
dasar dari penerapan suatu konteks terdapat jika suatu kalimat dituturkan, maka
banyak hal yang akan muncul dan tidak sekadar ungkapan maknanya.
d.
Tema
ü Tema
hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca dalam sebuah tulisan.
ü Jika
temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.
ü Tema
bersifat abstrak
e.
Topik
ü Topik
mengacu pada pengertian yang lebih konkrit.
ü Topik
dapat menjadi bagian dari tema dan juga bagian dari judul.
ü Topik
merupakan salah satu unsur yang penting dalam wacana percakapan.
8 Komentar
Nuhun bu, artiklena lumayan.... bisa ngebantu bwt pencerahan...kaloh boleh, sy btuh bantuanna bwt bahan tntang hubungan antara teks genre dan kultur budaya>>> nursa.farizky@yahoo.com
BalasHapusmakasih kka
Hapuskeren banget. terimakasih banyak
BalasHapusmatur nuwun
Hapussama-sama kak Salsa
BalasHapusmakasih...sangat membantu pemahaman saya
BalasHapusWaw...smart kontennya
BalasHapusthanks kka
Hapus