MEKANISME PERTAHANAN EGO TOKOH NUAN DALAM CERPEN PENUMPANG KELAS TIGA KARYA A.A NAVIS MELALUI PENDEKATAN PSIKOANALISIS FREUD

Minggu, November 06, 2011

Perilaku atau tindakan tokoh selalu disebabkan oleh motivasi tertentu. Motivasi tokoh dapat ditelusuri melalui Teori Psikoanalisis Freud yang menyatakan bahwa jika manusia terdiri atas tiga komponen atau tripartity, yakni id, superego, dan ego. Id adalah dorongan alamiah jiwa manusia untuk berpikir dan bertindak apa pun sesuai dengan kehendaknya sendiri, tanpa kendali dan tanpa keinginan untuk membatasi diri. Sumber utama id terletak pada pikiran kanak-kanak. Superego adalah perwujudan wewenang ayah dan masyarakat untuk mengendalikan dan membatasi dengan keras keinginan-keinginan tanpa kendali dan tanpa pembatasan diri id. Ego adalah penyeimbang antara dorongan kebebasan id dengan pengendalian dan pembatasan diri milik superego. Dalam kedudukannya sebagai penyeimbang, ego merupakan kepanjangan kesadaran pikiran. Kesadaran inilah yang mengendalikan kata-kata, tindakan, atau pikiran seseorang dalam menghadapi masyarakat (orang lain) sebagai sebuah dunia di luar tokoh (Darma, 2003:33).
Tokoh Nuan dalam cerpen Penumpang Kelas Tiga Karya AA Nafis terdapat id, superego, dan ego. Id terletak pada cuplikan:
“Haruskah membalas dendam karena Wati ditiduri Nain, lalu meniduri Inna, isteri Nain, yang cantik dan lebih muda, yang kini menumpang di rumahnya?”

Pada cuplikan di atas tergambar bahwa Nuan berkendak atas kejolak diri sendiri untuk membalas dendam perlakuan saudara kembarnya yang berkhianat kepadanya. Itu yang menyebabkan dia termotivasi untuk meniduri pula Inna, istri Nain (saudara kembarnya yang sudah berkhianat).
Superego dalam cerpen tersebut berada pada cuplikan:
“Tidak, Dia tidak dapat melakukannya. Inna adalah isteri sauara kembarnya, mengapa dia harus membalas dendam kepada saudara kembarnya sendiri yang kini tengah mengalami siksa akibat ideologinya sendiri.”

Pada cuplikan tersebut tergambar bahwa superego selalu kontra (bertentangan dengan ego).  Nuan mencoba untuk mengendalikan Idnya untuk tidak meniduri Inna, isteri Nain. Karena ia merasa bahwa Nain adalah saudara kembarnya sendiri jadi tak pantas jika ia membalas dendam kepada saudara sepersusuannya itu.
Ego dalan cerpen tersebut tergambar jelas pada cuplikan:
“Akan tetapi ketika dia ingat Wati pernah mengkhianatinya, luka hatinya menganga. Ditinggalkan Wati yang lagi berbaring di sisinya. Dia pergi ke kamar Inna dengan nafsu dendam menyala-nya kepada Wati.”

Hal ini yang menunjukkan bahwa Ego selalu menyetujui Id. Sehingga hasrat atau kehendak Nuan yang membara ia lakoninya. Kesadaran tokoh Nuan inilah yang menyebabkan ketika istri Nuan si Wati sudah  berbaring di sisinya ia nekat menghampiri Inna pergi ke kamar sebelah dengan nafsu yang menyala-nyala.
Ego inilah yang pada akhirnya mengalahkan superego. Mekanisme pertahanan ego terlihat pada akhir cerita yang menceritakan ketika Nuan sudah menggebu-gebu nafsunya lalu menghampiri Inna lalu seketika itu melihat Inna membuka baju sambil tersedu kemudian keluar sambil membanting pintu, menyusuri jalan raya yang gelap setelah itu berkomunikasi dengan seseorang yang sudah lama mereka tidak bertemu. 


You Might Also Like

0 Komentar