Menganalisis Kebahasaan dalam Teks Resensi
Tentang kaidah kebahasaan teks resensi,
telah kamu pelajari pula di kelas VIII. Namun, untuk lebih jelasnya, amatilah
kembali contoh-contoh teks resensi di atas. Berdasarkan contoh-contoh tersebut
tampak bahwa teks resensi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan seperti berikut.
1. Banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti
bahwa, yakni, yaitu.
2. Banyak menggunakan konjungsi temporal:
sejak, semenjak, kemudian, akhirnya.
3. Banyak menggunakan konjungsi penyebababan:
karena, sebab.
4. Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada bagian akhir teks. Hal ini ditandai oleh kata jangan, harus, hendaknya,
Perhatikan kata-kata bergaris bawah dalam cuplikan
berikut!
Sampai saat ini, kisah Layla-Majnun
merupakan cerita yang paling populer di Timur Tengah maupun Asia Tengah, di
antara bangsa-bangsa Arab, Turki, Persia, Afgan, Tajiks, Kurdi, India,
Pakistan, dan Azerbaijan. Kepopuleran kisah ini memberi inspirasi banyak
seniman, baik pelukis, pemusik, maupun pembuat flm, menciptakan beragam karya
seni yang menggambarkan kisah-kasih Layla dan Majnun.
Kata-kata tersebut merupakan contoh kata
serapan. Kata-kata itu berasal dari bahasa Inggris. Memang dalam
perkembangannya, memang bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa,
baik dari bahasa daerah maupun asing. Salah satu masalah yang dihadapi dalam
penulisan unsur serapan tersebut adalah penyesuaian ejaan dari bahasa lain itu
ke dalam bahasa Indonesia. Khususnya dengan bahasa asing, ejaan-ejaannya itu
memiliki banyak perbedaan dengan yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Pemerintah telah menetapkan beberapa
peraturan berkaitan dengan penulisan unsur serapan itu. Secara umum
peraturan-peraturan itu adalah sebagai berikut.
1.
Satu
bunyi dilambangkan dengan satu huruf, terkecuali untuk bunyi ng, ny, sy, kh
yang diwakili oleh dua huruf. Contoh: kromosom bukan khromosom, foto bukan
photo, retorika bukan rhetorika, dan tema bukan thema.
2.
Penulisan
kata serapan harus sesuai dengan cara pengucapan yang berlaku dalam bahasa
Indonesia. Misalnya: cek bukan check, tim bukan team, taksi bukan taxi, dan aki
bukan accu.
3. Penulisan kata serapan diusahakan untuk tidak jauh berbeda dengan kata aslinya. Contoh: aerob (Inggris: aerobe) bukan erob, hidraulik (Inggris: hydraulic) bukan hidrolik, sistem (Inggris: system) bukan sistim, frekuensi (Inggris: frequency) bukan frekwensi.
Mendiskusikan Hal-hal Menarik dalam Buku Kumpulan
Cerita
Evaluasi terhadap karya sastra semacam
novel lazim disebut dengan resensi, yakni ulasan terhadap kualitas suatu novel.
Resensi ditulis untuk menarik minat baca khalayak untuk membaca novel yang
diulas. Unsur persuasif sering ditonjolkan dalam resensi. Dengan adanya
resensi, pada khalayak timbul keinginan untuk membaca novel itu dan turut
mengapresiasinya. Dengan demikian, resensi juga berfungsi sebagai pengantar dan
pemandu bagi pembaca dalam menikmati novel tersebut.
Dalam contoh resensi “Petualangan Bocah di
Zaman Jepang” dijumpai ringkasan isi buku (novel). Ringkasan tersebut
dipaparkan dalam paragraf ke-3 sampai paragraf ke-6. Selain itu, dijelaskan
pula perbandingan novel yang diresensi itu dengan novel-novel lainnya (paragraf
ke-1 dan ke-7). Yang dibandingkan dalam hal ini adalah unsur tema dan
penokohan.
Dalam paragraf ke-7 sampai paragraf ke-10,
penulis membahas keunggulan-keunggulan novel tersebut berdasarkan unsur penokohan
(paragraf ke-7), unsur latar (paragraf 8-9), dan unsur gaya penyampaian
(paragraf ke-10). Walaupun hanya sekilas, penulis juga mengulas beberapa
kelemahan novel tersebut, yakni berkenaan dengan kelogisan dan gaya
penceritaan. Perhatikan petikan berikut.
1.
Meski
menarik tetap saja akan memunculkan pertanyaan bagaimana bisa bocah dua belas
tahun menjadi “sangat pintar”?
2.
Namun
uniknya, tidak ada satu pun terjemahan untuk kosakata Jepang tersebut. Jadi,
bagi yang tidak mengerti bahasa Jepang, seperti saya juga, ya tebak-tebak saja
sendiri.
Dengan melihat contoh di atas, dapat kita
simpulkan bahwa untuk sampai pada tahap pengevaluasian, terlebih dahulu kita
harus mampu menganalisis novel itu dengan baik. Pemahaman tentang unsur-unsur
novel harus terkuasai dengan baik. Analisis tentang unsur-unsur novel yang
telah kita pahami sebelumnya harus menjadi dasar di dalam mengevaluasi novel
itu sehingga hasilnya benar-benar objektif dan dapat dipertanggungjawabkaan.
Adapun struktur penyajian resensi novel adalah sebagai berikut.
1. Identitas novel, yang meliputi judul, nama
penulis, penerbit, tahun terbit, dan tebal novel.
2. Menyajikan ikhtisar atau hal-hal menarik
dari novel.
3. Memberikan penilaian, yang meliputi
kelebihan dan kelemahannya. Penilaian tersebut sebaiknya meluputi unsur-unsur
novel itu secara lengkap, yakni tema, alur, penokohan, latar, gaya bahasa,
amanat, dan kepengarangan.
4. Menyimpulkan resensi yang disajikan.
Untuk sampai pada penyajian resensi novel
seperti itu, terdapat sejumlah pertanyaan yang dapat kita jadikan panduan.
Berikut pertanyaanpertanyaan yang dimaksud.
1. Tema
a. Apakah tema cerita itu?
b. Apakah tema itu sah dan benar sebagai
kebenaran umum?
2. Alur
a. Pola apakah yang digunakan pengarang dalam
membangun alur ceritanya itu?
b. Peristiwa-peristiwa apakah yang telah
dipilih untuk melayani tema cerita itu?
c. Apakah terdapat hubungan wajar dan baik
antara tema dengan peristiwa-peristiwa itu?
d. Mengapa suatu peristiwa lebih menonjol
daripada yang lainlainnya?
e. Apakah peristiwa-peristiwa itu disusun
secara rapi dan baik sehingga dapat memberikan suatu penekanan yang penting dan
berguna?
f. Apakah peristiwa-peristiwa itu wajar dan
hidup?
g. Bagaimana peristiwa-peristiwa itu
mengantarkan perjalanan hidup tokoh utamanya?
3. Latar
a. Di mana dan kapankah peristiwa itu terjadi?
b. Bagaimana peranan latar tersebut dalam
keseluruhan cerita: apakah latar tersebut menguatkan atau justru melemahkan
cerita?
4. Penokohan
a. Bagaimana cara pengarang dalam menampilkan
karakter tokohtokohnya?
b. Apakah karakter tokoh-tokoh itu wajar atau
terkesan dibuat-buat?
c. Bagaimana hubungan antara satu tokoh dengan
tokoh lainnya?
d. Bagaimana peranan karakter tokoh-tokoh
tersebut dalam mendukung tema dan menghidupkan alur cerita?
5. Sudut pandang
a. Dari sudut sudut pandang siapakah cerita
itu diceritakan?
b. Apakah sudut pandang itu dijalankan dengan
konsekuen dalam seluruh cerita?
6. Amanat
a. Apa amanat cerita itu?
b. Bagaimana cara pengarang menyampaikan
amanatnya, bersifat menggurui atau tidak?
7. Bahasa
a. Apakah bahasa cerita itu tajam, lincah, dan
sugestif?
b. Gaya bahasa apakah yang dipergunakan dalam
cerita itu?
c. Apakah penggunaan gaya bahasa itu tepat, wajar, dan hidup?
Menulis Resensi dari Buku Kumpulan Cerita
Menulis resensi tidaklah mudah. Untuk
melakukan kegiatan ini diperlukan beberapa persyaratan. Berikut persyaratan
tersebut.
1. Penulis harus memiliki pengetahuan di
bidangnya. Artinya, jika seorang penulis akan meresensi sebuah novel, maka ia
harus memiliki pengetahuan tentang teori novel dan perkembangannya.
2. Penulis harus memiliki kemampuan
menganalisis. Sebuah buku novel terdiri atas unsur internal dan eksternal atau
yang lebih dikenal dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik. Seorang penulis harus
mampu menggali unsur-unsur tersebut.
3. Seorang penulis juga dituntut memiliki
pengetahuan dalam acuan yang sebanding. Artinya, penulis akan membandingkan
sebuah karya lain yang sejenis. Dengan demikian, ia akan mampu menemukan
kelemahan dan keunggulan
sebuah karya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar