KESEPAKATAN KELAS SEBAGAI BENTUK AKSI NYATA
UNTUK MENANAMKAN DAN MEMBIASAKAN BUDAYA POSITIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Oleh: Rizky Fitriyanti Pradani, S.Pd.
A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara merupakan proses menuntun murid sehingga dia bisa menjadi insan yang mengenali potensi yang dimilikinya dan mampu berkembang menurut potensi yang dimilikinya tersebut. Guru diibaratkan dengan petani, murid diibaratkan dengan tanamannya. Seorang petani akan memberikan perawatan terbaiknya agar tanamannya tersebut dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan kualitas terbaiknya. Untuk menghasilkan murid yang dapat tumbuh dengan potensi yang dimilikinya tentu tidak mudah. Guru harus mampu berjuang untuk mendapatkan cita-citanya tersebut. Guru harus mengenali kodrat sang murid karena murid lahir sesuai dengan kodratnya masing-masing. Ada yang sudah memiliki potensi bernyanyi dari kecil, ada yang sudah memiliki hobi olahraga dari kecil, ada yang sudah senang belajar materi sejarah dan budaya. Tiap-tiap murid itu unik dan memiliki potensinya masing-masing. Tidak mudah memang untuk menghasilkan sesuatu yang baik, guru harus mampu dan siap belajar sepanjang hayat.
Guru harus mampu mengenali nilai dan peran guru penggerak. Guru harus siap menerapkan nilai dan peran penggerak ke dalam proses pembelajaran. Tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan rumah/ masyarakat. Seorang guru harus mampu mengelola perubahan untuk mengajak murid-murid melakukan budaya positif. Budaya positif yang dilakukan tentu harus membuat rasa aman dan nyaman para murid. Murid senang melakukan itu dengan tidak adanya keterpaksaan.
Seorang guru harus menciptakan budaya positif yang berdampak kepada lingkungan yang positif sehingga murid akan senang, aman, dan semangat dalam belajar. Berdasarkan rancangan tindakan yang saya lakukan pada unggahan koneksi antar materi saya melakukan aksi nyata kesepakatan kelas untuk menanamkan dan membiasakan budaya positf dalam proses pembelajaran. Saya percaya melalui kesepakatan kelas maka akan terbentuk budaya positif. Budaya positif tersebut akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dan diyakini.
B. Desain Aksi Nyata
Untuk membangun budaya positif strategi yang diambil berupa kesepakatan kelas. Langkah-langkah pembuatan kesepakatan kelas yaitu:
1. Menyosialisasikan budaya positif di kelas.
2. Bertanya jawab dengan murid tentang impian kelas mereka seperti apa.
3. Mencatat impian-impian kelas dari murid tersebut di papan tulis.
4. Guru dan murid berdiskusi tentang impian-impian kelas.
5. Guru dan murid membuat kesepakatan kelas.
6. Meninjau kesepakatan kelas bersama-sama.
7. Kesepakatan kelas yang ada mampu menumbuhkan, menanamkan, dan membiasakan nilai Profil Pelajar Pancasila.
C. Pelaksanaan
Pembentukan kesepakatan kelas dilaksanakan pada jam pelajaran Bahasa Indonesia. Kesepakatan kelas yang telah disusun di papan tulis kemudian diketik rapi oleh sekretaris. Setelah diketik diprint kemudian ditempel di dinding kelas sebagai pengingat warga kelas. Kesepakatan kelas diharapkan dapat menciptakan budaya positif yang dapat dipraktikan sehari-hari sehingga menjadikan murid menjadi pelajar yang lebih baik lagi.
D. Penutup
Demikian kesepakatan kelas yang dibuat. Dalam pembuatan kesepakatan kelas tentu masih ada kekurangan. Kami mengharap kritik/saran dari pembaca.
E. Dokumentasi
Suasana kelas saat terjadi diskusi kesepakatan kelas Hasil Diskusi Kesepakatan Kelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar