Penanda
fisik:
- Ada lima puluh tiga paragraf
- Penanda bintang tiga yang menceritakan bahwa
cerita itu berjarak waktu lama.
- Penanda Jakarta, Coffewar bahwa sepertinya
pengarang saat menilis cerpen ini seang berada di warung kopi Jakarta.
- Penggunaan kata kunang-kunang keluar tiga puluh
tiga kali dan penggunaan kata cium keluar dua belas kali.
Jika
dilihat dari segitia Peirce tandanya adalah kunang-kunang, interpretasinya
adalah sudah meninggal. Di mana penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga
yang serba tahu. Tidak hanya itu, terjadi pergesaran kata ‘buah dada’ (paragraf
kedua) menjadi ‘dada’(paragraf ketiga belas, paragraf kedua puluh)
Cerpen
tersebut diakhiri dengan kunang-kunang yang menempel di bibir bir yang telah
kosong karena cerita ini tokoh utama/pelaku utama diibaratkan sebagai
kunang-kunang yang sudah tidak dapat lagi mereguk air bir. Dan karena
kunang-kunang tersebut sudah mati.
blognya cantik mbk...ajari
BalasHapus