ANALISIS KECEMASAN MORAL TOKOH AKU DALAM MONOLOG TUA KARYA PUTU WIJAYA (KAJIAN PSIKOANALISIS FREUD)

Minggu, Mei 13, 2012

Konflik di antara berbagai aspek dalam di dalam kepribadian mengakibatkan timbulnya kecemasan dan stres. Freud mengatakan bahwa kecemasan itu bertindak sebagai tanda peringatan mengenai adanya sesuatu yang tidak beres. Freud menjelaskan bahwa kecemasan berada pada tahap phallic, ketakutan terhadap pengebirianlah yang menyebabkan timbulnya kecemasan. Ia mengidentifikasi tiga macam kecemasan.
a.   Kecemasan realistik: kecemasan jenis ini berasal dari peristiwa nyata di dunia eksternal dan dipersepsikan ego.
b. Kecemasan neurotik: yang ini berasal dari id dan seringkali tampak membingungkan dan tidak terfokus. Kecemasan ini tak selalu berkaitan dengan peristiwa eksternal di dunia nyata.
c.  Kecemasan moral: kecemasan ini muncul dari super ego yang merupakan suara hati yang memberi tahu kepada kita tentang adanya sesuatu yang tidak beres. ( Freud, 2001:78)
Ketiga teori kecemasan di atas, penulis lebih memfokuskan mengenai kecemasan moral untuk menganalisis Monolog Tua karya Putu Wijaya. Alasan penulis mengambil teori kecemasan moral karena pada teks telah tergambar jelas bahwa tokoh aku memliki kecemasan dengan memberitahu dirinya sendiri mengenai adanya sesuatu yang tidak beres (mara bahaya). Ketidakberesan muncul ketika pada suatu hari ada seseorang muncul berdiri di depan tokoh aku. Seseorang tersebut terlihat tidak begitu jelas bagi tokoh aku. Bisa jadi tokoh aku mengenalnya dan bisa jadi ia sama sekali tidak mengenalnya. (dialog nomor 1)
Kecemasan moral disorot pada dialog nomor 3 yang menyebutkan bahwa tokoh aku cemas dengan merasakan adanya bahaya dengan kedatangan seseorang tersebut. Tokoh aku mengalami  ketidaktenangan, bahkan ketidaktenangan tersebut merambat perlahan-lahan menjangkau lahernya, lalu tokoh aku pun merasa terpepet ke sudut dan akhirnya pun akan diminta untuk menyerah.                              
Kecemasan yang dirasakan tokoh Aku dalam monolog ini muncul dari super ego yang tergambar pada dialog nomor 4 yang ,mengatakan bahwa tokoh Aku tidak sanggup untuk menyerah, berjanji untuk bekerja lebih baik, memperbaiki kekeliruan-kekeliruan di masa yang lalu.
Kecemasan tergambar pada dialog nomor 8 yang mengatakan bahwa tokoh aku panik. Segala macam kecemasan muncul pada diri tokoh aku sehingga ia pun merasakan kecemasan tahap kedua yaitu panik.
Simpulan: Terkadang kecemasan membawa seseorang pada kegelisahan jiwa. Kecemasan akan membawa diri menjadi tidak beres dan merasa serba salah. Tapi sebenarnya kecemasan itu adalah bentuk usaha seseorang untuk menjadi lebih kuat dengan pederitaan-penderitaan kecemasan yang dialaminya.












You Might Also Like

0 Komentar