ANALISIS TEORI SEMIOTIKA PEIRCE CERPEN KUNANG-KUNANG DALAM BIR

Rabu, Januari 25, 2012


Penanda fisik:
  1. Ada lima puluh tiga paragraf
  2. Penanda bintang tiga yang menceritakan bahwa cerita itu berjarak waktu lama.
  3. Penanda Jakarta, Coffewar bahwa sepertinya pengarang saat menilis cerpen ini seang berada di warung kopi Jakarta.
  4. Penggunaan kata kunang-kunang keluar tiga puluh tiga kali dan penggunaan kata cium keluar dua belas kali.
Jika dilihat dari segitia Peirce tandanya adalah kunang-kunang, interpretasinya adalah sudah meninggal. Di mana penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu. Tidak hanya itu, terjadi pergesaran kata ‘buah dada’ (paragraf kedua) menjadi ‘dada’(paragraf ketiga belas, paragraf kedua puluh)
Cerpen tersebut diakhiri dengan kunang-kunang yang menempel di bibir bir yang telah kosong karena cerita ini tokoh utama/pelaku utama diibaratkan sebagai kunang-kunang yang sudah tidak dapat lagi mereguk air bir. Dan karena kunang-kunang tersebut sudah mati.

You Might Also Like

1 Komentar